AppId is over the quota
Koran SINDO
Sindonews.com - Konsumsi domestik Indonesia tumbuh pesat dan berjasa menyelamatkan negeri ini dari krisis keuangan global. Di balik itu, selain menikmati pertumbuhan tinggi, para pelaku bisnis merasakan persaingan yang semakin meningkat.
Dari pengamatan penulis sebagai business analyst, permintaan competitive intelligence dari pelaku bisnis consumer good meningkat cukup signifikan pada beberapa tahun terakhir ini. Ini menunjukkan bahwa persaingan di bisnis ini semakin ketat.
Competitive intelligence adalah suatu proses mendapatkan dan menganalisa data pasar (produk, pelanggan, pesaing) dalam berbagai aspek bisnis (supply chain, produksi, distribusi, marketing dan promosi, dll) yang digunakan untuk membuat keputusan strategis oleh perusahaan. Tingkat persaingan antarberbagai produk tidaklah sama.
Jika bicara consumer goods, ciri-ciri produk yang persaingannya ketat adalah:
? Produk dibutuhkan oleh banyak orang atau dengan kata lain potensi pasar besar karena didukung oleh jumlah konsumen yang besar.
? Produk demikian biasanya merupakan kebutuhan dasar atau kebutuhan penting bagi konsumen yang dibeli secara rutin/terus-menerus.
? Produk memberikan benefit yang relatif sama bagi semua konsumen karena memang sifat produknya demikian, sehingga tidak banyak variasi produk yang bisa ditawarkan oleh produsennya.
Alhasil, tidaklah mudah bagi produsen untuk membuat diferensiasi yang kuat. Bandingkan misalnya obat kumur vs permen. Obat kumur berfungsi sebagai desinfektan rongga mulut sehingga benefitnya dirasakan sama oleh konsumen, merek apapun yang mereka konsumsi.
Bandingkan dengan permen yang rasa, bentuk, tekstur (permen lunak dan keras) dan fungsinya berbedabeda (permen biasa, penyegar mulut, pelega tenggorokan/obat batuk) sehingga benefitnya berbeda-beda.
Contoh lain yang menarik adalah susu. Pada segmen growing up milk, benefit produk relatif seragam, yaitu untuk kesehatan dan pertumbuhan. Hampir semuanya full cream. Bandingkan dengan segmen susu dewasa yang memberi benefit bermacam-macam: kesehatan secara umum, kesehatan tulang, slimmer, pembentuk otot. Jenis susunya ada yang full cream, ada yang low fat.
Lantas, mengapa produk konsumsi mencapai persaingan yang sedemikian hangatnya sampai-sampai mereka membutuhkan data pesaing? Ada beberapa faktor pendukung:
? Nilai pasar yang besar menjadi daya tarik besar. Tentu semua pemain ingin mendapat bagian dari ”kue” yang tumbuh mengembang ini.
? Media promosi dan marketing yang semakin beragam. Selain di media konvensional seperti televisi, majalah, koran dan billboard, kini kegiatan marketingdan promosi di dunia maya (online) pun makin marak. Hal terakhir di atas membuat para pemain sulit mengikuti dinamika pasar yang bergerak cepat.
Akibatnya mereka tidak yakin cukup mengetahui kondisi pasar, termasuk pesaing. Apalagi mengukur kondisi di masa akan datang. Serba tidak pasti. Ketidaknyamanan akan ketidakpastian ini membuat para pemain berusaha mendapatkan data agar dapat membuat keputusan yang tepat dalam menentukan ke arah mana harus melangkah. Untuk itu, mereka membutuhkan ”modal” sebagai dasar pengambilan keputusan.
Modal pertama adalah data dan analisa tren pasar secara umum, seperti data historis tingkat pertumbuhan, segala hal yang berkaitan dengan produk (tren jenis produk baru, bahan baku, perwujudan dari the latest issues semacam organic, green lifestyle, hemat energi, environment friendly, dll), teknologi baru, channel baru, dan lainnya.
Modal kedua adalah data dinamika pasar termasuk pesaing. Tiap pemain ingin mengetahui kondisi lawan sehingga memberi arah yang jelas dalam menetapkan strategi perusahaan.
Dengan mengetahui posisi lawan, suatu perusahaan ingin memastikan posisinya pada masa depan, apakah dapat tetap menjadi pemimpin pasar atau dilampaui oleh pesaing atau memasang target untuk melampaui pesaing, dan seterusnya.
Nah, jika anda seorang eksekutif di bidang consumer goods, jangan sampai lengah. Sudahkah Anda mengetahui kondisi pasar dan pesaing Anda?
RAHAYU WIDAYANTI
Independent Business Analyst
Finance; Investment; Business; Economics
Finance; Investment; Business; Economics
Rating: 100% based on 99998 ratings. 5 user reviews.
Author: Unknown
Thank you for your coming, please leave your comment
Tidak ada komentar:
Posting Komentar